Minggu pagi, Lisa berdiri di depan rumah Alin, menekan bel dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Tak lama kemudian, pintu terbuka, dan sosok Barry muncul di hadapannya. Ia tampak rapi seperti biasa, siap untuk aktivitas pagi itu.
“Pagi, Barry,” sapa Lisa dengan nada ceria. “Alin ada di rumah?”
Barry mengangguk dan mempersilakan Lisa masuk, membimbingnya ke ruang tengah. Saat mereka melangkah masuk, Barry bertanya dengan santai, “Kenapa sendiri? Arman tidak ikut ke sini?”
Lisa menjawab dengan senyuman kecil, “Tidak, dia sedang sibuk di ruang kerjanya.”
Barry mengangguk, tampak maklum, lalu memanggil Alin dengan suara cukup keras, “Alin! Ada Lisa nih!”
Tak butuh waktu lama, Alin keluar dari kamarnya. Wajahnya cerah, dan senyumnya langsung merekah begitu melihat Lisa.
“Lisa, bagaim
