Semakin bertambah usia kehamilan Audri, kondisi wanita itu semakin memburuk. Ia bukan hanya lagi mual muntah biasa, tapi sudah mengarah pada diagnosa hiperemesis gravidarum. Hingga yang terparah adalah hari ini. Sejak semalam, tak ada satu pun makanan yang bisa masuk ke perut Audri. Bahkan sejak pagi tadi, air pun tak bisa tertelan. Audri terus memuntahkan apapun yang ia makan dan minum. Semua cara yang disarankan Natasha sudah ia coba dan lakukan, tapi tak ada yang berhasil. “Tante, minum dulu?” Elang menghampiri Audri sambil membawa segelas air. Matahari sudah sempurna tenggelam ketika Audri tergeletak di sofa ruang tengah. Aslan belum pulang. Ia hanya berdua saja dengan Elang sejak pagi tadi. Audri membuka matanya lemah, menggeleng. Ia sudah tak punya energi sama sekali. Apa lagi ia