“Nggak usah dipaksakan, kalau kamu mampunya segini ya segini,” ucap Aslan sambil membantu Audri mendapatkan posisi terbaik saat melakukan pemanasan sebelum sesi workout mereka bersama. “Ya ampun, badanku rasanya ketarik-tarik,” seru Audri saat ia melakukan peregangan. Aslan terkekeh pelan. “Itu karena kamu jarang olahraga.” Ia menyentuh pinggang Audri, membelainya lembut saat Audri mencondongkan tubuhnya ke samping. “Om, lagi mencari kesempatan dalam kesempitan, ya?” tuduh Audri sambil melemparkan tatapan tajam. Kekehan Aslan berubah menjadi tawa renyah. “Jangan menuduh sembarangan, aku pelatihmu sekarang, Audri. Sudah seharusnya aku membantumu mendapatkan postur terbaik mulai dari pemanasan.” Kalimat Aslan memang terdengar seperti membela diri, tapi cengiran nakal di wajahnya justru