“Kita ke kamar, ya?” ajak Arkan sambil memapah Audri yang sudah berjalan terhuyung-huyung. “Hah? Kamar? Memangnya ada kamar di sini?” tanya Audri yang sudah menyandarkan tubuhnya pada Arkan. Arkan terkekeh pelan. Sejak tadi ia dibuat terhibur dengan tingkah Audri yang mabuk. Mulai dari tiba-tiba keluar ruangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, lalu tiba-tiba hampir melepas gaunnya saat melihat kolam renang, dan sekarang ia berjalan bertelanjang kaki sambil menyusuri taman. Karena itu Arkan menyarankannya untuk kembali ke kamar saja. “Ada.” Arkan menjawab dengan lembut. “Kamar kak Aslan kan selalu siap buat dipakai.” “Hah?” Audri menoleh pada Arkan, menatap pria itu dengan matanya yang sayu. “Loh, ini bukan om Aslan?” tanyanya. Sebelah alis Arkan terangkat lantas menggeleng. “Bukan.