“Alhamdullilah ....” Langit tersenyum lega memandangi anak-anaknya di depan sana. Dengan mata berembun, ia menyaksikan kedua anaknya yang masih basah, sibuk menangis. Ukuran tubuh anaknya memang masih kurang dari standar. Namum tim dokter menyebut sepasang kembar yang Audi lahirkan, dalam kondisi sehat tak ada kekurangan apa pun. Ketika Langit menoleh dan menatap istrinya, kedua mata Langit justru mendapati sang istri berlinang air mata. Audi sampai tersedu-sedu. Membuat Langit tak bisa jika tidak khawatir. “Sayang kenapa? Sakit ... sakit apa gimana?” sergah Langit langsung ketar-ketir. Ia menatap Audi dengan saksama, kemudian menatap tim dokter di sana. “By, aku tahu gimana pedihnya tumbuh tanpa papa yang selama ini jadi cinta pertama, pelindung, sekaligus panutanku. Aku mohon, seh