4. Sesal yang Terlambat

1116 Kata
“Kamu hancurkan rumah tangga orang tuaku. Bahkan papaku sampai meninggal karena perselingkuhan yang kamu lakukan dengan mamaku. Maka, hal yang sama juga akan aku lakukan ke rumah tangga orang tuamu, Ak! Luka dibayar luka. Bahkan nyawa, ... juga harus dibayar dengan nyawa!” Ucapan Audi tersebut, terus terngiang di ingatan seorang Aksara. “Kok aku jahat banget ke Audi, ya?” Di tengah renungan yang dilakukan, Aksara baru menyadari, bahwa apa yang dirinya lakukan, amat sangat keterlaluan. “Kenapa jadi begini? Hanya karena aku melihat mama kekasihku lesu, sedih, bahkan curhat sambil menitikkan air mata, ... aku justru terbiasa kepadanya?” Lalu tiba-tiba saja Aksara berpikir. Alasannya telanjur nyaman dengan Sofia, justru karena Audi. Sejak awal bertemu, keceriaan Audi yang juga sangat dewasa dalam mengayomi dirinya, sudah langsung membuatnya terpikat. Ditambah lagi, Audi memiliki semua yang pria cari. Audi yang cantik, periang, pintar, penuh kasih sayang. Masalahnya, mengenal Sofia yang juga mirip Audi. Bonusnya Sofia jauh lebih berpengalaman dalam memperlakukan Aksara. Karena Sofia yang mengaku kesepian lebih sering ditinggal kerja oleh Abraham, juga butuh perhatian bahkan sentuhan lebih. “Sssttt!” Di ruang tahanan ia berada, pada akhirnya Aksara sungguh menyadarinya. Bahwa harusnya, dirinya tidak masuk ke lubang dosa lebih jauh. Sebab apa yang Sofia alami, tak ubahnya puber kedua seorang wanita. Namun sayangnya, sebagai pria normal yang diberi sekaligus dipuaskan secara cuma-cuma. Ditambah lagi, Sofia ibarat Audi versi tua ... lagi dan lagi, Aksara menyesali kondisinya. “Sofia lagi puber kedua. Aku juga pria yang sekadar disentuh Audi saja sudah sangat bahagia. Sementara Sofia selalu kasih aku lebih bahkan ... ah! Padahal alasan papa Audi sibuk kerja untuk menghidupi Sofia. Kenapa aku baru menyadarinya sekarang!” “Bahkan selain orang tua Audi bercerai, papa Audi juga meninggal setelah memilih bunuh diri.” “Sori, Di ... sori! Kamu yang paling jadi korban di dini. Karena kami para lelaki yang lebih mementingkan Sofia, kamu sebagai anak semata wayangnya justru harus merasakan luka karena keegoisan kami!” Aksara yang berbicara dalam hati juga ingat perihal alasan Audi menjadi anak tunggal. Kondisi tersebut karena papa Audi sangat menyayangi mamanya. Papa Audi tak mau Sofia mengalami kesulitan dalam hamil maupun setelahnya. Karena saat hamil Audi, Sofia mengalami ngidam parah dan membuat Sofia menghabiskan waktu di kamar untuk tiduran. Sementara ketika melahirkan, semua orang tahu bahwa semua wanita yang melahirkan selalu bertaruh nyawa. Anggapan itu Aksara dapatkan dari cerita Audi. Cerita yang sangat kontras dari yang Sofia sampaikan. Bahwa alasan Sofia hanya menghabiskan waktu di tempat tidur ketika hamil Audi, murni karena wanita itu haus sentuhan. Memang dasarnya Sofia yang serakah. Karena meski sudah diratukan, suami sangat bertanggung jawab sekaligus pekerja keras. Hanya karena Abraham tidak bisa memuaskan Sofia di ranjang selama 24 jam, Sofia jadi nakal dan mencari kepuasan dari pria lain. Fatalnya, selain pria itu merupakan kekasih anaknya sendiri, Aksara sebagai pria itu justru sama gilanya. Sayangnya, Aksara baru menyadarinya setelah semuanya hancur. Dari Sofia yang hamil anak Aksara kemudian menggugat cerai Abraham. Hingga Abraham yang memutuskan mengakhiri hidup. Selain itu, Audi juga tak mungkin memaafkan mereka karena Audi saja, dengan sengaja menjebloskan Aksara maupun Sofia ke dalam penjara. Kini, Aksara sengaja tak mengusik keluarganya. Ia dengan penyesalannya, sengaja menanggung semua hukuman yang harus ia terima, seorang diri. Di kesempatan dirinya dipertemukan dengan Sofia kali ini, ia juga memaksa wanita yang usianya terpaut dua puluh tahun lebih tua darinya itu, untuk menerima semua hukuman dari perbuatan mereka. “Kita sudah jahat banget ke Audi. Karena kamu, papa Audi bunuh diri. Sementara karena kamu juga, aku lebih mengutamakan nafsu dan melupakan semua ketulusan Audi kepadaku. Fatalnya, kamu justru mama dari Audi. Berjuta maaf yang kita lakukan kepada Audi, belum tentu bisa mengobati luka yang kita torehkan kepadanya,” ucap Aksara tanpa sedikit pun melirik Sofia. Di hadapan Aksara, wanita yang menjadi lawan bicaranya yaitu Sofia, jadi ketar ketir dan berderai air mata. Di tempat berbeda, ada Langit yang masih mengurus Audi. Sebagai bagian dari rasa tanggung jawabnya. Meski di rumahnya ada beberapa ART. Bahkan ia sampai menyewa perawat maupun dokter khusus untuk merawat Audi. Langit tetap turun tangan, memantau setiap perkembangan gadis cantik yang tak sengaja Langit tabrak. Dini hari itu, dan itu tiga hari lalu, Langit kira Audi justru hantu. Terlebih selain masih memakai pakaian serba panjang warna putih, sementara rambut panjangnya juga tergerai. Kejadiannya tepat hujan-hujan dan itu di depan hamparan pemakaman. Bagi Langit, sewajarnya mustahil di waktu itu ada manusia berkeliaran bahkan ia pergoki baru keluar dari area pemakaman. Hingga Langit berpikir, Audi tak lebih dari hantu iseng dan sengaja menampakkan diri kepadanya. “Ternyata saat itu dia baru saja mengunjungi makam papanya. Setelah dia juga menjebloskan mama dan kekasihnya. Karena keduanya sudah berselingkuh dan si mama sampai sedang hamil. Sstttt, ... makin waras saja orang-orang di dunia ini!” batin Langit baru saja terusik oleh pesan WA masuk dari Titian, mantan istri yang juga merangkap sebagai kekasihnya. Titian : Aku ingin memastikan, kamu serius mau ajak aku balikan? Demi Aksa? Langit : Aku sudah mengatakannya ratusan kali, kan? Titian : Romantis dikit kenapa? Begini nih, yang bikin aku terus mikir ulang 😑 Langit : Dua mantan suamimu setelah aku, dan kamu katakan sangat romantis. Apa kabar? Hasilnya tetap cerai, kan? Titian : Cepat turun, aku sudah di depan rumah. Bisa-bisanya kamu justru mengejekku 🥺 Di tempat tidur mewah, meski tak melakukan secara berlebihan, dalam diamnya, kedua mata Audi tak hentinya mengawasi Langit. Audi baru saja dilepas infusnya. Ia juga segera melakukan gerakan berlebihan, seperti bangun dari tempat tidur dengan paksa. Hal tersebut membuat perawat yang menangani menegur khawatir. Hingga karena suara teguran tersebut pula, Langit dengan sigap mendekat. Langit menaruh ponselnya asal dan itu di tempat tidur Audi berada. Kondisi yang sangat Audi harapkan. Karena dengan begitu, dirinya bisa memastikan kecurigaannya. Benar, alasan Langit sibuk mengetik di ponsel memang karena tengah berkirim pesan dengan Titian. Tiga hari di sana membuat Audi mengantongi banyak informasi. Informasi yang tentu saja sangat berguna untuk misi balas dendamnya. Mengenai fakta bahwa Langit dan Titian akan rujuk, Audi pastikan itu tidak akan pernah terjadi. Karena seperti yang Audi tegaskan kepada Aksara. Bahwa luka harus dibalas luka, dan nyawa juga harus dibalas dengan nyawa! “Jadi dia ada di depan? Oke ... sekarang juga kalian harus berpisah. Bahkan bila perlu, salah satu dari kalian harus membayar nyawa papaku. Ah, ... Titian ... dia yang selama ini sangat Aksara harapkan ada menjadi sumber kehangatan keluarga. Bahkan karena Titian juga yang tak becus jadi mama baik, anaknya kehausan kasih sayang wanita tua!” batin Audi yang diam-diam meraih ponsel Langit kemudian menyimpannya di bawah selimut yang menyelimutinya. Takut ponsel Langit memiliki sandi maupun pengaman, Audi sengaja menekan tombol rekam suara di aplikasi WA yang menghiasi ruang obrolan WA Titian dan Langit.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN