Tidak pernah terlintas di benak Alexandra jika perjuangannya untuk mendapatkan perhatian dan hati seorang Lucas akhirnya benar-benar terwujud.
Setelah tiga tahun memperjuangkan perasaan indahnya pada laki-laki itu, hari ini pesta pertunangan mereka akhirnya digelar dan dari apa yang sebelumnya Lucas serukan, akhir pekan ini mereka benar-benar akan melangsungkan pernikahan seperti impian Alexandra.
Tidak peduli apapun tanggapan orang lain atas dirinya, menghina dirinya karena bodoh dan diperbudak oleh cinta, Alexandra benar-benar tidak ingin ambil pusing. Dia mencintai Lucas, dan impian terbesarnya adalah menikah dengan Lucas. Hidup bahagia dengan dikaruniai beberapa anak yang tampan dan cantik, dan sebentar lagi impiannya itu benar-benar akan terwujud dengan cara yang sangat sempurna.
Alexandra tahu jika Lucas laki-laki yang tidak pernah ingkar dengan janjinya, terlebih lagi tadi Lucas berucap dengan sangat lantang dan disaksikan oleh banyak pasang mata , tentang tantangan yang dia berikan pada Alexandra, bahwa dia akan menikahi Alexandra akhir pekan ini hanya saat Alexandra bisa menemukan cincin yang dia jatuhkan di kolam bunga teratai.
Senyum itu masih terpancar dengan begitu lembut dan bahagia. Gaun putih yang sebelumnya dia gunakan kini sudah dia ganti menjadi gaun biru tua yang begitu glamor dan mewah. Di tangannya dia masih menggenggam cincin yang akan dia pasangkan di jari manis Lucas, dan dengan perasaan lega dia melenggang keluar dari ruang ganti untuk kembali ke tempat di mana pesta pertunangan nya digelar. Namun baru saja Alexandra keluar dari pintu ruang ganti itu, suara seseorang menghentikan langkahnya.
"Jadi Nona benar-benar akan melanjutkan pertunangan itu?!"
Pertanyaan yang terdengar sangat konyol di telinga Alexandra. Bagaimana mungkin dia akan melewati kesempatan itu, kesempatan untuk bertunangan dan menikah dengan laki-laki yang sangat dia cintai.
Alexandra menoleh ke arah sumber suara, dan melihat laki-laki yang sebelumnya sempat bertemu dengan-nya beberapa kali, dan laki-laki itu pula yang tadi membawanya dari tengah pesta. Laki-laki yang melepaskan jasnya untuk menutup tubuh basah Alexandra.
"Kau...!" seru Alexandra dan laki-laki itu terlihat berjalan mendekat ke arah Alexandra berdiri.
"Jangan merendahkan harga dirimu di hadapan laki-laki yang tidak mencintaimu, karena mencintai secara sepihak itu sangat menyakitkan!" ucap laki-laki itu lagi , tapi Alexandra kembali hanya terlihat menghela nafas sambil memutar bola matanya dengan sangat asal.
"Apa yang Anda tau tentang cinta? Aku mencintai Lucas, dan aku yakin Lucas juga mencintai ku!" jawabnya, masih dengan kepercayaan yang begitu kuat, bahwasanya cepat atau lambat dia akan bisa membuat seorang Lucas jatuh cinta padanya. Bahkan mungkin tergila-gila padanya karena cinta Alexandra tulus dan murni.
"Jangan terlalu naif , Nona. Dia sama sekali tidak mencintai mu, karena jika dia memiliki sedikit saja rasa padamu, dia tidak akan melakukan hal itu padamu, apalagi sampai mempermalukanmu seperti tadi!" balas laki-laki itu lagi, tapi lagi-lagi Alexandra menggeleng dengan sangat cepat.
"Aku tahu. Aku tahu saat ini Lucas memang masih belum mencintai ku, tapi aku yakin , jika kami sudah menikah, dan tinggal bersama, maka cinta itu pasti akan tumbuh dengan sendirinya!" jawab Alexandra lagi , tapi laki-laki itu kembali menggeleng. Terkekeh seolah meremehkan ucapan Alexandra.
"Tidak ada cinta seperti itu Nona. Cinta seperti itu hanya ada dalam dunia pernovela. Dunia fiksi, tidak untuk dunia nyata! Jadi saranku, bijaklah dalam menentukan rasa. Jangan biarkan harga dirimu diinjak-injak oleh laki-laki seperti dia!" ujar laki-laki itu lagi.
"Mr Sky. Jangan mencoba mencuci otakku untuk berhenti mencintai pilihan ku. Aku sudah memperjuangkan Lucas sangat lama, dan saat ada kesempatan untuk memilikinya, bagaimana mungkin aku akan mengabaikan kesempatan itu!" balas Alexandra karena memang seperti itulah faktanya. "Lagian Anda jangan terlalu menasehati orang lain. Lihat saja bagaimana hidup Anda sekarang. Bukankah dulu Anda juga menyakiti hati seorang wanita hingga wanita itu meninggalkan Anda, lalu atas dasar apa Anda berani memberi penilaian buruk tentang pilihan ku. Urus saja urusan Anda sendiri. Jangan menghalangi aku untuk meraih kebahagiaan ku!" sambung Alexandra dan Sky langsung mengangguk.
Iya. Laki-laki itu adalah Sky. Sky A Herlambang. Seorang billioner ternama dengan status duda anak satu, dan sedang mendapatkan ujian dari putrinya untuk mencari seorang istri, dan ibu untuk putrinya sendiri.
Sky yang sudah menduda lebih dari tujuh tahun pada akhirnya menaruh rasa ketertarikan pada seorang wanita cantik, putri seorang partner bisnisnya. Namun sayang , perasaannya justru tidak terbalas karena wanita itu sudah lebih dulu mencintai seorang laki-laki dengan begitu ugal-ugalan, laki-laki yang juga merupakan partner bisnis Sky.
"Justru karena aku pernah menjadi laki-laki b******k dan paling b******n di muka bumi ini, aku berani mengatakan ini. Aku hanya tidak ingin kau menyesali keputusan bodohmu hari ini. Kau hanya akan tersiksa hidup bersamanya!" ucap Sky lagi.
"Bulshit. Kau tidak tahu apa-apa tentang aku. Jadi jangan ikut campur urusan ku!" ucapnya lagi.
Setelah mengatakan itu Alexandra benar-benar terbalik dan meninggalkan tempat itu. Meninggalkan Sky yang masih berdiri acuh di sana. Dengan perasaan kesal , Alexandra melangkah ke arah taman mansion, mengatur pernafasannya agar terlihat baik-baik saja, sebelumnya akhirnya dia kembali naik ke atas panggung. Duduk di sebelah Lucas setelah Alexandra juga memasangkan cincin di jari manis Lucas, dan dengan begitu dia dan Lucas resmi bertunangan.
"Selamat ya bro atas pertunangan kalian. Selamat juga untuk mu Alexandra. Akhirnya kau bertunangan juga dengan Lucas. Aku harap kalian benar-benar akan secepatnya melangsungkan pernikahan. Biar sempurna kebahagiaan kalian!" ucap salah satu tamu yang merupakan teman dekat Lucas, yang juga mengenal Alexandra, dan tau bagaimana perjuangan Alexandra untuk mendapatkan seorang Lucas Hitto.
Senyum Alexandra kembali terbit , tapi Lucas hanya terkekeh. Entah apa artinya itu, tapi yang pasti dia benar-benar meremehkan Alexandra.
Sky berdiri di sisi lain tempat itu, dia lantas mengangkat gelas wine nya saat Alexandra melihat ke arahnya, dan Sky tanpa ragu mempersembahkan senyum terbaiknya, tapi alih-alih senang, Alexandra justru merasa sedang di ejek.
Dia teringat pertemuan pertama dia dengan Sky beberapa waktu lalu , saat dia berada di salah satu rumah sakit. Saat itu tuan Gottardo , ayahnya mengalami kecelakaan dan mengakibatkan sang ayah yang kehilangan darah cukup banyak, sementara golongan darah Alexandra ternyata tidak sama dengan sang ayah.
Saat itu stok darah dengan golongan darah O sedang kosong di bank darah, dan di waktu yang bersamaan , kejadian itu di ketahui oleh Sky. Sky melihat bagaimana Alexandra yang menangis , memohon agar ayahnya di selamatkan, dan jujur Sky tiba-tiba merasa ada sesuatu yang lain yang dia rasakan saat melihat Alexandra menangis seperti itu.
Rambut coklat, tinggi badannya, iris mata coklatnya, alis tebalnya, dan bibir tipisnya yang menggoda langsung mengingatkan dia pada seseorang.
Tanpa ragu Sky menawarkan darahnya sendiri untuk di transfusi ke ayah Alexandra, dan saat itu Alexandra sendiri melihat bagaimana dermawan nya seorang Sky A Herlambang. Namun hari berikutnya, Sky justru datang kembali menemuinya dan mengatakan jika dia butuh bantuan.
Sky dengan lantang langsung menawarkan pernikahan pada Alexandra, bahkan menawarkan tawaran yang cukup fantastis untuk Alexandra hanya agar Alexandra mau menikah dengannya dan menjadi ibu bagi satu-satunya putri yang dia miliki. Namun Alexandra juga dengan tegas langsung menolak permintaan Sky itu hanya karena Sky bukan laki-laki yang dia cintai dan dia inginkan untuk menjadi suaminya.
Sikap to the poin Sky itu justru membuat Alexandra merasa tidak suka pada Sky, dan apa tadi, Sky juga kembali memintanya untuk mundur dari pertunangannya bersama Lucas. Oh no!
"Oh tentu saja. Kami akan segera mengirim kan mu undangan pernikahan. Kami harap kau tidak akan punya alasan untuk tidak datang sebagai saksi pernikahan kami nanti!" ucap Alexandra dengan begitu lugas. Sebelah tangannya memeluk mesra lengan Lucas. Namun belum sempat Lucas bereaksi, Lucas lebih dulu melepas pegangan tangan Alexandra di lengannya, merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel yang terasa bergetar di dalamnya.
Lucas menatap sejenak layar ponselnya, dan menit berikutnya dia justru berbalik dan menempelkan ponsel itu di telinganya. Turun dari atas panggung itu lalu meningalkan pesta. Meninggalkan Alexandra yang hanya terlihat bego di atas sana.
Sky lantas berjalan naik ke atas panggung rendah itu , berniat untuk mengucapkan selamat atas pertunangan Alexandra dan Lucas.
"Lihatlah. Dia bahkan meninggalkan mu sendiri di sini! Apa kira-kira yang lebih penting dari pesta pertunangan kalian saat ini?!" bisik Sky dengan sangat lirih , namun cukup untuk Alexandra dengar sendiri.
"Dia akan kembali secepatnya. Mr Sky tidak perlu khawatir!" balas Alexandra, masih cukup tenang.
Lucas adalah seorang pebisnis, dan hal yang sangat wajar jika ada urusan mendadak yang akan Lucas hadapi disaat tidak terduga seperti ini.
"Aku tidak yakin. Tapi baiklah. Aku ucapkan selamat atas pertunangan kalian. Semoga kalian benar-benar berlanjut ke jenjang pernikahan seperti impian mu, Nona. Namun jika kau tiba berubah pikiran, dan menerima tawaranku kemarin, aku masih menunggumu!" balas Sky dengan intonasi suara yang terdengar lembut dan sopan.
"Jangan bermimpi Tuan. Aku tidak akan berubah pikiran. Sampai kapanpun, aku tidak akan berubah pikiran untuk mundur dari pernikahan ini!" jawab Alexandra mantap, dengan menekan kalimat tuan di penggalan kalimatnya, dan Sky lagi-lagi hanya tersenyum.
Setelah mengucapkan selamat pada Alexandra, Sky juga menghampiri kedua orang tua Alexandra dan Lucas. Beramah tamah dengan mereka sebentar, sebelum akhirnya Sky juga pamit undur diri dari pesta itu.
Entah apa yang terjadi dengan Lucas tadi , tapi yang pasti seseorang baru saja mengirimi Lucas pesan, dan ternyata sampai pesta itu berakhir, Lucas benar-benar tidak lagi kembali. Dia seolah kabur dari pesta itu , meski begitu Alexandra tetap berpikir positif bahwasanya ada sesuatu yang mungkin sangat mendesak yang harus Lucas lakukan. Alexandra mengerti itu, lebih tepatnya lagi memaksa logikanya untuk mengerti situasi ini, meskipun sebenarnya dia merasa tercekik dengan apa yang Sky ucapkan sebelumnya.