Siasat...!

2317 Kata
Barisan pesan tertata rapi di notifikasi ponselnya. Namun dia benar-benar tidak ingin membukanya atau sekedar membalasnya. Dia mengabaikannya, bahkan beberapa saat lalu saat orang yang mengirimi dia pesan itu menelponnya , dia kembali tidak menerimanya. Benar-benar sangat malas. "Daddy... Ayo kita beli eskrim dan gula kapas ke tempat kemarin. Aku mau...!" suara ceria bocah cantik itu dan Lucas hanya terlihat mengangguk dengan senyum terbaiknya. "Jelita, jangan gitu dong. Daddy Luke lagi cepek. Semalam habis kerja lembur di ruang kerjanya!" Jane menahan sikap manja putrinya yang langsung melompat ke atas pangkuan Lucas saat Lucas baru saja duduk di sofa ruang tengah penthouse yang dia tempati. "Tapi aku mau eskrim kayak kemarin Mommy!" Jelita merengek, dan Jane melirik ke arah Lucas untuk melihat ekspresi laki-laki itu. Tampak lelah, bahkan dia terlihat menghela nafas dalam diam, meskipun helaan nafas itu nyaris tidak terlihat. "Sayang. Nanti biar Mommy pesan aja eskrim yang kamu mau, dan kita bisa menikmatinya di sini!" Jane menenangkan putrinya. "Gak mau. Aku gak mau. Aku maunya sekarang, dan aku maunya pergi ke tempat itu!" Jelita langsung bersidekap d**a, ngambek dan menekuk wajahnya dengan ekspresi kesal. "Jelita sayang...!" "Pokonya aku gak mau. Aku maunya pergi sekarang. Titik!" Jelita sudah langsung mengamuk dengan tangis yang terdengar menggelegar dan duduk melantai sambil berguling-guling. "Jelita... Dengarin Mommy. Mommy...!" "Jane... Biarkan saja. Aku gak apa-apa kok. Aku gak terlalu capek kok. Lagian , aku juga mulai bosan di sini terus, dan sepertinya keluar jalan-jalan bisa jadi solusi untuk merefresh otakku!" Lucas akhirnya lepas suara saat melihat Jelita menangis histeris seperti itu. "Tapi Luke...!" "Gak apa-apa. Kamu kalo mau ikut, bersiaplah. Aku ganti baju dulu!" ucap Lucas. Lucas bangkit dari duduknya dan membantu Jelita bangkit dari merajuknya. "Jelita. Tenanglah. Kita akan pergi membelinya, seperti yang kau mau. Udah jangan nangis lagi!" ujar Lucas sangat lembut, dan Jelita langsung terlihat menarik senyum , begitu juga dengan Jane. "Beneran ya Daddy!" seru Jelita lagi dan Lucas langsung mengangguk. "Iya." Lucas. Setelah mendapatkan kesepakatan, akhirnya Jelita dan Jane benar-benar bersiap. Ada rasa lega juga kemenangan di hati Jane karena putrinya berhasil mengambil alih waktu Lucas agar tidak pulang dan tetap bersama mereka, padahal sebelumnya Lucas mengatakan harus pulang untuk menemui Alexandra, dan membicarakan rencana pernikahan mereka yang akan berlangsung lusa, dan entah kenapa Jane tidak rela untuk membiarkan Lucas pulang dan menemui wanita bodoh itu, maka jangan salahkan Jane jika dia akan menggunakan putrinya untuk menahan Lucas, dan sepertinya mereka berhasil. Berhasil dengan begitu sempurna. Di lain tempat. "Daddy... Daddy... Liat... Mommy udah ketemu!" teriaknya dan untuk sesaat langkah Alexandra terhenti di tengah halaman rumah besar itu , saat pandangan matanya bertemu dengan sosok yang sangat dia benci, karena ternyata bocah cantik yang dari tadi membuatnya terpaku kagum akan kecantikan dan sorot mata cemerlangnya itu adalah putri Sky, Gabriella. "Daddy... Ella menemukan Mommy Ella!" Gabriella kembali berteriak sambil terus berseru mengatakan jika dia sudah menemukan ibunya. "Ayo Mommy... Temui Daddy. Ayo...!" Alexandra hanya terpaku dari keterkejutannya saat pandangannya bertemu dengan Sky, dan dari arah berdirinya, Alexandra jelas melihat jika Sky sedikit menyunggingkan senyum ketika sorot mata mereka bertemu di kejauhan. "Daddy...!" Gabriella kembali berseru tidak sabaran untuk mempertemukan ayahnya dengan ibu yang baru saja dia temukan di taman. "Liat. Ella menemukan Mommy. Ella menemukan Mommy!" Suara Gabriella benar-benar terdengar sumringah, bahkan baby sitter nya sampai tidak bisa berkata apa-apa dengan sikap anak asuhnya. "Ella. Apa yang kau lakukan sayang. Siapa yang Ella bawa?!" ucap wanita itu merasa sungkan di hadapan Alexandra yang terlihat begitu memukau. Cantik juga terlihat glamor. "Dia Mommy Ella , suster. Ella menemukannya di taman. Lagi duduk sendiri nungguin Ella. Untuk Ella melihatnya, jadi Ella membawanya pulang!" ujar Gabriella sumringah. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu, menemukan ibunya seolah dia menemukan barang di jalanan, tapi lihatlah, Alexandra hanya terlihat membagi senyum pada wanita berseragam putih kombinasi merah muda ala suster itu. "Oh... Maafkan dia , Nona. Maaf jika anak asuh saya membuat Anda repot sampai harus mengantarnya pulang seperti ini. Maaf, tapi tadi saya hanya masuk untuk mengambil makan siang untuknya. Maaf!" ucap baby sitter itu seraya menundukkan tubuhnya di hadapan Alexandra. "Oh tidak apa-apa. Lagipula dia masih anak-anak, gak masalah!" balas Alexandra ramah, dan Gabrielle melepaskan tangannya dari tangan Alexandra dan berlari ke arah Sky berdiri dengan seseorang yang berpakaian rapi dengan jas yang terlihat sangat mahal. Sky sendiri hanya menggunakan baju polo, dengan celana jeans biru muda selutut, karena tadi dia memang sempat menemani putrinya bermain di halaman rumah besar itu , sebelum akhirnya anak-anak dari perumahan sebelah datang dan mengajak Gabriella main bola di taman kota tidak jauh dari tempat tinggalnya. "Daddy..." Gabriella langsung memeluk paha ayahnya seraya mendongak, dan Sky langsung mengibaskan tangannya, meminta dua orang yang sedang berbicara dengannya untuk pergi , dan orang itu pun langsung pergi begitu saja. "Daddy ... Ayo ikut Ella. Ella bawa Mommy pulang!" ujarnya lagi dan Sky hanya mengikuti langkah putrinya saat Gabriella menarik tangannya ke arah tengah halaman. Sang baby sitter juga langsung mundur saat Sky sudah lebih dekat dengan mereka. "Mommy... Ayo salaman dulu sama Daddy. Daddy udah lama nyariin Mommy tau, untuk Ella tadi liat, coba kalo enggak, Daddy pasti kehilangan jejak Mommy. Iya kan!" ucap Gabriela ceriwis dan Sky hanya mengangguk seraya tersenyum ke arah putrinya, lalu beralih ke arah Alexandra. Sky langsung mengulurkan tangan di depan Alexandra, tapi Alexandra hanya menatapnya hampa, tidak berniat sedikitpun untuk menerima uluran tangan dari Sky sampai akhirnya Gabriella sendiri yang menarik tangan Alexandra untuk berjabat dengan tangan ayahnya dan untuk yang kesekian kalinya Sky hanya bisa membagi senyum terbaiknya di hadapan wanita yang memang dia incar untuk menjadi ibu dari putrinya. "Oh senang jika Nona Alexandra bersedia singgah di kediaman kami. Meski tidak semewah mansion keluarga Leiva, tapi sungguh aku berharap Nona tidak keberatan untuk duduk dan minum kopi di tempatku. Sungguh, akan jadi kehormatan untukku jika Nona Alexandra mau berbagi obrolan sedikit denganku!" ucap Sky sangat ramah. Entah kapan Sky belajar menggunakan tata bahasa yang begitu santun dan ramah seperti itu, karena selama ini dia memang tidak pernah melakukan hal semacam itu. Tidak sama sekali. Alexandra tidak menjawab, dia masih terpaku dari rasa tidak percayanya, dan untuk kesekian kalinya Gabriella yang ceria langsung mengambil alih Alexandra. Menarik lengan Alexandra untuk mengikuti langkahnya ke tengah halaman rumah itu. "Ayo Mommy. Duduk dulu. Ella buatin kopi buat Mommy. Maksud Ella suster yang akan buat, tapi Mommy ngopinya sama Ella, sama Daddy juga." "Sayang... Tunggu dulu. Aku...!" "Jangan pergi Mommy. Daddy itu udah capek nyariin Mommy kesana kemari , liat, dia ampe ubanan lho nyariin Mommy!" ucap Gabriella lagi. Dia terus saja menarik lengan Alexandra untuk mengikuti langkahnya sampai ke kursi taman di depan teras rumah itu lalu meminta Alexandra untuk duduk cantik di sana dan Sky mau tidak mau mengikuti langkah putrinya dan wanita itu. Sky duduk di kursi sebelah Alexandra, masih dengan senyum yang dia tahan semanis mungkin, meskipun Alexandra berkali-kali membalas senyum itu dengan ekspresi sinis. "Tunggu di sini Mommy. Ella mau suruh suster buat bikin kopi," ucapnya ramah. "Daddy... Tolong jaga Mommy Ella. Jangan biarkan dia hilang di curi kancil, atau Ella gak akan maafin Daddy!" sambungnya lagi dan Sky hanya tersenyum seraya mengangguk , dan detik berikutnya Gabriella benar-benar berlari masuk ke dalam rumah , dengan rambut yang sudah kembali berantakan, karena Gabriella mamang memiliki rambut yang sangat lebat berwarna kuning dari lahir, kontras dengan warna kulitnya yang putih dan mata birunya yang jernih. Kiray dan Luci , kedua neneknya menyebut Gabriella adalah penyihir hati, karena siapapun yang melihat Gabriella, pasti akan langsung jatuh hati, dan benar... semua orang di mansionnya mengakui itu. Mengakui jika Gabriella memang memiliki kekuatan untuk membuat siapapun menyukainya, dan ingin memilikinya. "Jadi dia putrimu?!" tanya Alexandra dengan pandangan yang masih tertuju ke arah punggung Gabriela yang berlari masuk ke dalam rumah. "Yes... Dia malaikat dalam hidupku, dan sekarang kau juga akan memilikinya!" jawab Sky yang justru terdengar ambigu di telinga Alexandra. "Maksud Anda?!" kutip Alexandra tidak mengerti. "Iya... Bukankah tadi dia memanggil mu, Mommy! Itu artinya dia putrimu, bukan!" sarkas Sky dan Alexandra langsung menggeleng. "CK. Sepertinya aku tidak bisa meremehkan Anda, Mr Sky. Tidak bisa membuatku berpaling dari Lucas, sekarang Anda justru menggunakan putri Anda untuk membuatku goyah?! Oh... Anda benar-benar luar biasa Mr Sky!" tuding Alexandra , tapi meski begitu Sky hanya bisa tersenyum. "Aku tidak pernah melakukan apa yang Anda tuduhkan, Nona. Tapi Ella sendiri yang menemukan Anda," balas Sky tanpa mengalihkan tatapan matanya ke mata Alexandra. "Harusnya Nona memahami ini, jika mungkin saja ini adalah jalan yang takdir inginkan untuk kita. Anda sudah di takdirkan untuk menjadi Mommy bagi putraku, dan akupun menginginkan demikian, hanya tinggal menunggu Anda menyadari ini . Menyadari jika kita memang di takdirkan untuk bersama!" balas Sky. "Mimpi...!" jawab Alexandra ketus. "Sampai kapanpun takdirku hanya bersama Lucas. Aku mencintainya, dan cinta kami akan berlabuh dalam pernikahan sebagai ending yang bahagia!" tegas Alexandra tapi Sky justru terkekeh. "Come on Alexandra. Kau tidak akan bahagia menikah dengannya. Dia tidak mencintai mu, Nona. Karena jika iya, dia tidak akan membuat mu mengemis waktu dan perhatian!" sarkas Sky mencoba membuka mata hati Alexandra berdasarkan informasi yang dia dapatkan dari orang kepercayaannya terkait Lucas Leiva kemarin, tapi alih-alih percaya dengan apa yang Sky katakan, Alexandra tetap dengan segala kebodohannya meyakini jika rasa cinta itu bisa terbentuk dengan sendirinya setelah mereka terikat pernikahan dan tinggal bersama. Dia benar-benar melupakan fakta bahwasanya selama ini cintanya hanya bertepuk sebelah tangan terhadap Lucas Leiva. "Anda pikir aku akan berubah pikiran dengan Anda menjelek-jelekkan Lucas! No... Anda hanya tidak tahu siapa Lucas, tapi aku tahu ketulusan ku ini akan berbuah manis!" ucap Alexandra dengan sangat yakin dan entah kenapa Sky tidak ingin mematahkan keyakinan Alexandra dengan apa yang baru saja dia ucapkan. Sky akhirnya mengangguk dengan tetap mempertahankan senyumnya karena tidak jauh dari belakang Alexandra, Gabriella sudah terlihat kembali dengan dua toples kue di tangan kiri dan kanannya, dan di belakang Gabriela ada sister yang membawa dua cangkir kopi di atas nampannya. "Aku harap apa yang kau harapkan bisa menjadi kenyataan Nona. Aku harap kisah cinta Anda memang berakhir happy ending di atas pelaminan nantinya, tapi meski demikian aku masih tetap membuka tangan jika kau tiba-tiba berubah pikiran dan menerima tawaranku untuk menjadi Mommy putriku!" ucap Sky. Sky langsung melempar senyum , dan Alexandra mengerti isyarat itu , dia lantas menoleh ke arah belakang dan seketika kedua sudut bibirnya tertarik simetris membentuk sebuah senyuman saat pandangannya bertemu dengan sorot mata jernih Gabriella. Gabriella langsung meletakkan dua toples kue di tangannya, tepat di depan Alexandra lalu beranjak naik untuk duduk di atas pangkuan Alexandra dan ajaibnya Alexandra tetap tidak bisa menolak apa yang Gabriella lakukan. "Ella bawa kue coklat keberuntungan untuk Mommy. Mommy coba deh, Ella yakin setelah itu Mommy pasti akan merasa bahagia. Daddy sering melakukan itu!" Gabriella sudah langsung membuka dua toples kue itu dan mengambil dua keping kue di dalamnya lalu menawarinya di depan bibir Alexandra. Alexandra tentu saja langsung membuka mulutnya, benar-benar tidak bisa menolak permintaan bocah di pangkuannya, dan setelahnya Sky juga membuka mulutnya sendiri sembari mencondongkan tubuhnya ke arah Gabriella seolah meminta bocah cantik itu untuk menyuapinya kue yang sama dan tentu saja Gabriella dengan senang hati memasukkan satu keping kue nastar itu ke dalam mulut ayahnya. Meski ragu, Alexandra tetap berusaha mengunyah kue itu. Agak pahit, tapi tetap enak. Khas nastar coklat low kalori. "Ooh hati Daddy langsung terasa berbunga-bunga sekarang. Apa ini karena ada Mommy di sini!" ujar Sky dan Alexandra langsung tersedak dengan makanan di mulutnya. Gabriella buru-buru meraih botol air minum di atas meja lalu menawarkannya pada Alexandra, dan Alexandra menerimanya lalu meminumnya. Lagi-lagi Sky hanya tersenyum, meski dalam hati dia ingin mengutuk dirinya karena bisa bersikap norak seperti ini. "Mommy hati-hati makannya. Kata Gemmy, kalo makan gak boleh ngomong. Biar gak tersedak!" Gabriella langsung meraih tissu untuk mengelap bibir Alexandra, dan sikap manis Gabriella itu semakin membuat Alexandra jatuh cinta. Sepertinya dia memang harus mengesampingkan egonya , agar tidak berdebat lagi dengan Sky, atau Sky akan merasa menang atas diriku. "Oh maaf. Aku...!" Suara Alexandra terhenti saat tiba-tiba dering ponsel di tasnya terdengar. Dia merogohnya, dan melihat ada panggilan masuk dari orang yang sebelumnya dia hubungi. Alexandra langsung menerima panggilan telpon itu dan meletakkan jari tangganya di depan bibir seolah meminta Sky dan Gabriella diam, dan iya, ayah dan anak itu sama-sama diam. "Oke. Oke. Aku kesana sekarang. Tunggu aku di sana. Aku gak jauh kok dari tempat itu!" ucap Alexandra setelah orang di seberang telpon menyapa lebih dulu lalu Alexandra menutup panggilan telpon itu. "Oh maaf Mr Sky, Gabriella cantik. Aku harus pergi. Seseorang menunggu ku di taman tadi!" ucap Alexandra dan sorot mata Gabriella langsung berkaca-kaca. "Mommy... Ella mau ikut. Ella gak mau Mommy pergi!" ucapnya dengan suara bergetar, dan Alexandra justru menatap ke arah Sky, seolah dia ingin menuding jika Sky yang meminta putrinya melakukan itu, padahal dari tadi Sky hanya diam. "Gabriella sayang, aku sedang ada janji bertemu teman, jadi bagaimana kalo kita mainnya lain kali lagi. Aku janji kita akan bertemu lagi!" ucap Alexandra mencoba menenangkan bocah cantik itu, tapi Gabriella langsung menggeleng. "Tapi Mommy... Ella itu kangen sama Mommy. Ella..." "Gabriella sayang. Kan..." "Ella mau ikut Mommy, Daddy. Ella gak mau Mommy hilang lagi!" Gabriella sudah langsung menangis histeris dan Alexandra semakin merasa serba salah. "Ella mau ikut... Pokoknya Ella mau ikut...!" teriak nya, dan mau tidak mau Sky harus mengakat tubuh kecil putrinya agar membiarkan Alexandra pergi, tapi yang terjadi justru Alexandra menawarkan Gabriella untuk ikut ke taman, dengan harapan nanti jika dia sudah tenang, Alexandra baru bisa pulang, dan ternyata Sky juga mengikuti langkah Alexandra dan Gabriella ke taman. Gabriella tampak ceria, dengan sebelah tangannya di genggam Alexandra. Benar-benar terlihat seperti ibu dan anak sungguhan. Di taman, dua orang wanita berkulit gelap menyapa ke arah Alexandra, dan Alexandra balas melambaikan tangannya. Sky yakin jika itulah orang yang ingin Alexandra temui. Namun tidak jauh dari tempat itu, Sky dan Alexandra juga melihat keberadaan orang yang sangat mereka kenal, dan seketika otak Sky dan Alexandra terasa blank, karena dia adalah....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN