Teras Belakang dan Permintaan Serius

1072 Kata

Malam turun perlahan di langit Yogyakarta. Udara terasa lebih sejuk dari biasanya, angin berhembus pelan membawa bau tanah basah dan aroma melati dari taman kecil di belakang rumah Kaivandra. Lampu taman menyala temaram, menyoroti ayunan kayu dan meja bundar tempat dua cangkir teh dan sepiring pisang goreng tersaji rapi. Kaivandra duduk dengan kemeja santai dan celana training, sehabis menyiram tanaman. Tangannya masih bau pupuk kandang, tapi dia tak peduli. Sementara di seberangnya, Aleeya duduk dengan hoodie kuning dan rambut diikat asal, wajahnya tampak serius— sesuatu yang jarang terlihat dari gadis yang biasanya cerewet itu. “Kamu yakin mau bahas skripsi di malam yang tenang kayak gini?” tanya Kaivandra membuka percakapan, sambil menyeruput tehnya. “Aku harus mulai gerak, Mas. Buka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN