Mentari pagi ini sangat cerah, secerah semangat Aleeya yang pagi-pagi sudah berdandan rapi. Blazer abu-abu yang baru keluar dari laundry, celana kain hitam yang masih ada garis setrika, dan sepatu loafer hitam kesayangannya—bukti kalau hari ini bukan hari biasa. Hari ini, dia akan survei ke Rumah Sakit Graha Medika, rumah sakit pertama yang bersedia menjadi objek penelitian skripsinya. Dan, tentu saja, ditemani seseorang yang sejak tadi bikin jantungnya kerja lembur, Kaivandra Ryuga Argantara. “Tenang aja, Lee,” ujar Kaivandra yang mengemudi dengan santai. “Kamu kelihatan tegang banget. Ini cuma survei awal.” “Cuma survei awal katamu. Ini penentu hidup dan mati skripsiku, Mas Kaivandra,” desis Aleeya, memeluk map tebal seperti memeluk bayi kucing. “Kalau gagal, aku harus mulai dari nol.

