Bab 42. Rayuan Maut Dewa

1237 Kata

Aku duduk di balkon, menatap langit malam yang cerah dan dipenuhi bintang-bintang yang berkelap-kelip. Angin malam yang lembut berhembus di wajahku, membuatku merasa santai dan tenang. Aku membiarkan pikiranku melayang, memikirkan perkataan Rayyan yang masih terus berputar di kepala. Aku merasa marah dan kesal, tapi aku juga merasa masih sedikit bingung. Kenapa Rayyan tiba-tiba ingin membantuku merebut kembali harta orang tuaku? Apa mungkin Rayyan sudah ditendang oleh Ratna? Pertanyaan itu terus berputar di kepala. Tapi aku juga tidak mau kembali dengan Rayyan, tidak peduli apa pun kesepakatan yang dia tawarkan. Kalau dia ingin membantuku, tapi dengan syarat aku harus kembali bersamanya, maka aku tidak tertarik. Aku yakin dengan keputusanku. Meminta bantuan Dewa adalah pilihan yang tepa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN