Bab 50. Dewa Mulai Bucin

1241 Kata

Aku memandang keluar jendela, dan mataku terpesona oleh pemandangan ibu kota yang indah dari ketinggian. Cahaya lampu-lampu kota yang berkelap-kelip seperti bintang-bintang di langit, menambahkan keindahan pemandangan itu. Gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, terlihat seperti patung-patung raksasa yang berdiri dengan gagah. Dan di kejauhan, aku bisa melihat cahaya lampu-lampu jalan yang berkelap-kelip, seperti ular yang bergerak perlahan-lahan. Dewa mengangkat kepalanya dari pelukanku, senyum manis yang mempesona terbit dari bibirnya. "Kita mandi bersama, ya. Setelah ini kita makan, aku lapar habis bertempur dengan kamu," ucapnya dengan kerlingan nakal membuatku tersipu malu. Pria itu keluar dari bathtub, lalu membantuku berdiri dengan lembut. Kami berdiri di bawah show

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN