Bab 51. Murka Yang Memuncak

1282 Kata

"Apa!" pekikku dengan kaget dan tidak percaya. Dewa langsung beranjak dari duduknya dan memelukku erat. "Kamu tenang saja, aku akan melakukan apapun untuk mengambil rumah kamu, Sayang," katanya berusaha menenangkanku dengan suara yang lembut dan penuh kasih sayang. Aku merasa emosi dan marah mendengar berita tersebut. "Besok aku harus mendapatkan salinan surat wasiat Papa," ujarku dengan tekad. "Kalau aku sudah mendapatkannya, aku akan mengusir Ratna. Aku tidak rela rumah masa kecilku dimiliki orang lain," tambahku dengan badan gemetar karena emosi. "Kirana, tenang. Aku akan menyuruh orangku agar rumah itu tidak laku, sampai kamu mendapatkan salinan surat wasiat milik Pak Rangga," ucap Dewa masih memelukku dengan erat sambil mengelus rambut panjangku dengan lembut. Aku merasa nyaman da

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN