Tidak tahu, Huma tidak mengerti. Saat Rajen bicara dan isinya tentang satu kesimpulan terkait perasaan, Huma tergerak maju, dia raih bibir yang bergerak-gerak itu, dihentikan dalam satu sentuhan. Oh, tangan Huma bahkan mencengkeram kerah kaus Rajen, menariknya, sedang tubuh sendiri mencondong. Lain dengan Rajen yang tangannya meremas sprai—dua-duanya. Sadari apa yang dirinya sendiri perbuat, Huma lalu bergerak mundur, dia juga melepaskan cengkeramannya di kerah kaus Rajen, membuat spasi. Duduk tegak kembali walau tak setegak sebelumnya. Rajen membeku. Huma kaku. Telinga Rajen memerah, sedang Huma merona di pipi. Satu kesamaan paling pasti ada di detak jantung, tanpa mereka ketahui bila iramanya serupa satu sama lain. Rajen menelan saliva, pun Huma. Mereka diam. Percayalah, jemari