Bab 25. SarapanTerindah

1005 Kata

Mia tertawa lepas, menyadari pertanyaan konyolnya, tidak seharusnya dia yang langsung bertanya seperti itu dan tentu kurang sopan. Mungkin dia yang merasa sudah dekat dengan Ihsan, dia yang terlepas begitu saja. Dan Ihsan yang sama sekali tidak tersinggung. “Mau sarapan di mana pagi ini?” tanya Ihsan, mengajak Mia ke luar dari ruang olah raganya. “Di sini saja.” “Om ajak kamu ke café dua puluh empat jam yang agak jauh dari kantor.” Mia mengangguk semangat. “Aku mandi dulu kalo begitu.” Ihsan mengangguk tersenyum, senang melihat Mia yang berubah ceria di awal pagi ini. Tapi dia diam-diam menyukai reaksi Mia saat melihat tubuhnya. *** Hari masih sangat pagi dan belum ada staff yang datang. Mia tentu saja merasa lebih leluasa saat berjalan bersama Ihsan di sekitar gedung menuju park

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN