Mia terkejut melihat pemandangan di dapur, Ihsan hanya memakai celana dalam saat menyiapkan sarapan, dengan rambut terikat ke belakang. Tubuh Ihsan terlihat jelas di mata Mia dan menurutnya adalah tubuh impian, dia yakin pasti Ihsan telah melewati waktu bertahun-tahun untuk bisa berhasil memiliki tubuh seperti itu, dan dia yang pastinya sangat displin. Tersenyum simpul, Mia mendekati Ihsan dan memeluknya. “Hm, Om wangi banget,” puji Mia, menghirup punggung Ihsan, dan dia yang merasa sangat nyaman. Ihsan berbalik, membalas pelukan Mia dengan mengangkat tubuh Mia dan mengantarnya ke meja makan. “Haha, Om!” jerit Mia, saat Ihsan membuka kedua kakinya mengangkang, lalu menggelengkan kepalanya di sela paha Mia dengan gemas. “Kamu lapar?” tanya Ihsan dengan senyum manisnya. Mia memegang

