Mia seketika terpaku mendengar ucapan cinta dari mulut Ihsan, dan dia yang seolah membeku, tenggorokannya tercekat, tidak mampu berucap. Ihsan tahu bahwa gadis kesayangannya bingung. “Kamu mau?” Mia masih bingung. Ihsan mengecup lembut bibir Mia, turun ke d**a, dan menghisap kuat. Dan dia terkekeh kecil melihat cairan putih kental dari miliknya yang menempel di d**a Mia dan belum mengering. Ihsan yang telah mengeluarkan banyak cairan. Mia masih dengan perasaan gamangnya, membiarkan Ihsan menguasai tubuhnya. Entah kenapa dia yang mendadak kurang bersemangat, pikiran dan perasaannya yang mendadak kacau. Terlebih, bayang-bayang wajah Gilang yang terlintas di benaknya. Dari masa pacaran sampai bertunangan, dia dan Gilang tidak pernah sejauh ini. Gilang yang kerap menggoda, dan dia yang me

