“Ceritanya panjang, Mas,” ucap Savana lirih sambil menundukan wajah malu ditatap terus oleh Bayu.
Bayu pun duduk disamping Savana. Matanya terus memperhatikan tanpa berkedip. Walau pun tampak lusuh dan sangat tidak terawat, namun aura kecantikan Savana masih terpancar. Bohong kalau Andika tidak merasakan itu.
“Kepalamu, kenapa?” tanyanya baru sadar kalau ternyata pelipis Savana terluka.
“Jatuh saat nolongin Azzam tadi, pah,” sahut Azzam dengan cepat. “Azzam tadi hampir ketabrak mobil, untung tante ini yang menoleng Azzam,” tambahnya menjelaskan. “Papa kenal, sama tante?” tanya polos.
Bayu mengangguk lalu kembali menatap Savana. “Terima kasih, karena sudah menyelamatkan putraku,” ucapnya. “Sekarang, ceritakan apa yang terajadi padamu, Savana?” tanyanya penasaran.
Savana menarik nafas kasar, lalu mulai bercerita. “Sebenarnya, Aku barus saja pisah dengan Mas Andika. Dia menceraikanku karena aku tidak mau di Madu.” Sampai disitu Savana pun kembali menarik nafas untuk mencoba menenangkan pikiran, agar tidak terbawa larut dalam kesedihan.
“Memangnya, suamimu mau menikah lagi?” tanya Bayu.
Savana mengangguk. “Dia mau menikahi perempuan bernama Ziya, karena perempuan akan membantu Mas Andika mendapatkan posisi Manager di Niskala Corp.”
Bayu mengerutkan dahinya. Dia tahu kalau Niskala Corp adalah perusahaan milik Dewa Nalendra, dan baru berdiri sekitar tiga tahun yang lalu. Jadi, mantan suami Savana ini menginginkan jabatan Manager di Perusahaan itu? tapi, kenapa harus melalui perempuan lain? Kenapa tidak mempertahankan Savana?
“Apa dia tidak tahu siapa kamu?” tanyanya kembali.
Savana menggeleng. “Keluarga Mas Andika sama sekali tidak ada yang tahu tentang siapa keluargaku. Mereka hanya tahu kalau aku adalah yatim piatu, dan memiliki seorang kakak yang sudah memutuskan hubungan keluarganya denganku.”
“Pantas!” ujar Bayu memahami situasinya sekarang.
Kalau saja Andika tahu siapa Savana, tentu saja dia tidak akan pernah menyakiti dan menyinggung perasaannya. Apalagi sampai berniat untuk menikahi perempuan lain demi jabatan diperusahaan yang ternyata milik Dewa Nalendra, kakak kandungnya Savana.
Savana melirik kearah Bayu, “Kenapa, Mas?” tanyanya penasaran.
Bayu menarik nafas pelan, lalu kembali berkata. “Kamu tahu siapa pemilik Niskala Corp?” Savana menggeleng. “Perusahaan itu didirikan Dewa sekitar tiga tahun yang lalu. Katanya sih mempersiapkan untuk diberikan sama kamu jika waktunya tiba.”
Savana terkejut mendengar perkataan Bayu. Dia tidak menyangka kalau kakaknya itu masih memikirkan masa depannya dengan mendirikan perusahaan baru yang bernama Niskala Corp.
“Ternyata kak Dewa masih menganggapku sebagai keluarganya?!” lirih Savana.
Hatinya terasa sakit saat mengingat bagaimana perdebatannya dengan Dewa lima tahun lalu. Saat itu Savana benar – benar memaksa ingin menikah dengan Andika Permana, namun Dewa sama sekali tidak merestuinya, hingga dia memberikan dua pilihan pada Savana, menikah dengan Andika atau keluarganya.
Dan tentu saja Savana yang tergila - gila oleh ketampanan Andika pun lebih memilih laki – laki itu, hingga akhirnya Dewa pun marah dan mengatakan kalau Savana bukan lagi adiknya.
Mendengar perkataan Savana, Bayu pun meraih tangan perempuan itu dan menggenggamnya dengan erat sambil kembali berkata.
“Savana…Dewa itu kakakmu, tentu saja dia akan selalu menganggapmu sebagai adiknya, kejadian lima tahun lalu itu karena emosi. Dan setelahnya, Dewa sangat menyesal karena sudah mengusirmu dan membuangmu dari keluarga besar Nalendra.” ucap Bayu mencoba memberikan penjelasan.
“Karena kamu sekarang bukan lagi istri laki – laki itu, sebaiknya kamu kembali pulang kerumah kakakmu.” Bayu mencoba memberikan masukan. “Tempat terbaik bagi wanita yang diceraikan suaminya adalah keluarganya,” tambahnya.
Savana menundukan wajahnya, lalu kembali berucap. “Aku malu, Mas. Dulu aku begitu menentang kak Dewa dan membanggakan mas Andika. Tapi kenyataanya pilihanku salah. Ternyata pria yang aku anggap baik itu tidak lebih dari seekor musang!” ucapnya sambil melirik kerah Bayu.
“Apa mas Dewa masih mau menerimaku? Setelah aku begitu keras menentang keputusannya lima tahun lalu?” Ada harapan dari pertanyaan Savana kali ini.
Tentu saja Savana memang berharap kalau kakaknya itu masih mau menerimanya kembali. Sejujurnya, Savana bingung harus kemana setelah keluar dari rumah mantan suaminya. Dia pun memang punya keinginan untuk kembali ke rumah Dewa Nalendra, tapi Savana takut kakaknya masih marah dan tidak mau menerimanya sebagai adik.
Belum sempat Bayu menjawab pertanyaan Savana, mendadak ponsel jadul milik Savana pun berdering. Savana terkejut saat melihat satu nama yang tidak asing muncul dilayar ponselnya.
“Kak, Dewa?!” Savana mengerutkan dahinya. Tumben kakaknya menelpon setelah lima tahun. Ada apa?
“Angkat saja, siapa tahu penting,” bujuk Bayu.
Savana menarik nafas berat, kemudian mengangkat panggilan tersebut.
“H – Halo, Kak Dewa…?” sapa Savana terlihat begitu canggung, karena sudah lima tahun tidak pernah bertegur sapa.
“Di mana kamu?!” tanya Dewa dengan nada dinging membuat Savana sedikit ketakutan untuk menjawabnya.
“A – aku, lagi diluar,” jawab Savana gugup. Dia tidak mau menjelaskan posisi dan keadaannya sekarang. “Memangnya ada apa, kakak nelpon aku?”
“Apa yang terjadi sama kamu?”
Savana menarik nafas, lalu menjawab. “Aku…baik – baik saja, memangnya kenapa?” ucapnya berbohong.
“Gak usah bohong! Aku tahu kamu dan suamimu ada masalah? Memangnya masalah apa? Dan kenapa suamimu memasang foto mesra dengan perempuan lain diakun Medsosnya? Siap perempuan itu?”
Savana seketika terkejut. Dia tidak menyangka kalau Dewa ternyata memperhatikan Andika selama ini. sampai – sampai akun Medsos Andika pun dia tahu.
Tidak ada alasan lagi untuk mengelak, Savana pun akhirnya buka suara dan mengatakan kebenarannya.
“Perempuan itu…calon istri barunya Mas Andika, dia akan menikah lagi,” jawabnya dengan begitu berat.
“Jadi benar ternyata kabar itu! kabar yang nyampe ketelingaku, kalau di Andika akan menika lagi.” Dewa terdengar begitu marah. “Lantas, apa kamu setuju untuk dimadu?”
Savana tersenyum sinis, “Perempuan mana yang sudi untuk dimadu,” jawabnya dengan tegas.
“Maksud kamu?” Dewa kembali bertanya ingin mengetahui keputusan akhir sang adik.
“Tentu saja, aku memilih untuk bercerai dengan mas Andika,” jawab Savana tegas.
Keduanya saling berdiam diri tanpa membuak suara sepatah kata pun. Savana hanya bisa memantung dengan ponsel masih menempel ditelinganya.
Setelah beberapa saat, Savana pun kembali berucap. “Ya sudah, sekarang kakak sudah tahu kebenarnnya. Kalau tidak ada yang ingin ditanyakan lagi, aku permisi mau meneruskan perjalananku kemana kakiku melangkah,” ucap Savana hendak mengakhiri panggilannya dengan Dewa.
“Kamu jangan bertindak bodoh Savana, Aku ini kakakmu. Dan sebagai seorang kakak, aku perintahkan kamu untuk pulang kerumah!”
Savana terkejut. Ternyata benar ucapan Bayu, kalau kakaknya masih menganggap dirinya sebagai keluarga.
“Apa? Kakak memintaku kembali? Bukankah kakak sudah tidak mengakui aku seba – “
“Sudah jangan berdebat lagi! Sekarang juga kamu pulang!” Titah Dewa dengan tegas lalu memutus panggilannya, membuat Savana terdiam membisu.
“Apa kata kakakmu?” tanya Bayu sambil tersenyum. Bayu sepertinya sudah bisa menebak apa sebenarnya yang dikatakn Dewa pada Savana. Tentunya dia menyuruh sang adik untuk kembali pulang.
“Kak Dewa memintaku untuk pulang kerumah, Mas. Tapi…aku masih takut dan malu,” jawab Savana sambil kembali memasukan ponselnya kedalam tas kulit kusam dan butut.
“Sudalah, buang semua egomu, rasa takutmu, rasa malumu, lakukan semuanya demi dia.” Bayu melirik kearah Kirana yang sejak tadi terdiam dan memperhatikan percakapan mereka berdua, begitu juga dengan Azzam. “Apa kamu tega anakmu ikut sengsara tanpa arah tujuan bersamamu? Disana kamu akan kembali menjadi Savana yang dulu, dan anakmu pun akan terurus segala kebutuhannya,” bujuk Bayu.
Savana terdiam sejenak. Matanya menatap gadis kecilnya dengan cermat.
Benar apa yang dikatakan Bayu, kalau dia memilih untuk mempertahankan egonya, apa yang akan terjadi pada Kirana. saat ini pun Savana sudah tidak punya uang sepeser pun. Lantas kedepannya Kirana harus makan apa? Belum lagi dia juga tidak punya tempat tinggal. Apa harus membawa Kirana tidur diemperan beralaskan koran?
Savana menarik nafas dalam – dalam, lalu kembali berkata. “Baiklah. Aku akan pulang kembali kerumah kak Dewa,” jawabnya tegas.
Bayu tersenyum lalu mengangguk. “Kalau begitu, aku akan mengantarkan kamu kerumah kakakmu,” ucapnya sambil berdiri lalu meraih tangan Azzam dan membawanya pergi menuju mobilnya yang terparkir tidak terlalu jauh.
Savana pun ikut berdiri, lalu menggendong Kirana dan menenteng tas berisi pakaian, berjalan mengikuti Bayu.
Setelah semua aman, Bayu pun menjalankan mobilnya menuju Rumah Dewa Nalendra yang tidak jauh dari tempat itu.empat itu.