Rara duduk di ruang tamu dengan tatapan dingin yang tak lepas dari wajah suaminya, Rafan. Suaranya datar, namun penuh tekanan. "Sudahkah kau menemukan Juwita?" Rafan menggeleng pelan, wajahnya menunjukkan kelelahan. "Belum. Dia pandai sekali bersembunyi. Nathan juga terus melindunginya." Rara menghela napas panjang, tapi amarahnya terasa meletup-letup. "Anak pungut sialan itu! Kenapa dia selalu membawa kehancuran? Lihat Asti sekarang, hancur berantakan karena ulahnya!" Rafan tidak menjawab, hanya menunduk dalam diam. Dia tahu betapa marah dan frustrasinya istrinya. Namun, situasinya tidak sesederhana itu. Nathan, menantu mereka, tampaknya siap mempertaruhkan segalanya demi melindungi Juwita. "Asti tidak pantas menderita seperti ini, Rafan," suara Rara pecah. "Dia kehilangan seg