Apartemen itu terasa begitu sepi saat Juwita memasuki lorong yang menuju pintu apartemen Nathan. Langkah kakinya yang cepat menghasilkan suara tap-tap sepatu hak tinggi di lantai keramik, mengiringi detak jantungnya yang berdebar menanti pertemuan ini. Dia menghampiri pintu apartemen, mengetuknya dengan ragu, namun penuh harapan. "Juwita, sayang! Masuklah, aku sudah menunggumu," suara lembut Nathan menyambutnya dari balik pintu. Juwita membuka pintu dan disambut oleh sorot mata penuh gairah Nathan. Pria itu berdiri di ambang pintu, rambutnya sedikit acak-acakan, seolah baru saja meremasnya dengan tangan. Senyumannya hangat dan mengundang, membuat jantung Juwita berdetak lebih kencang. "Kau terlihat cantik, seperti biasa," bisiknya, tangannya meraih tangan Juwita dan menariknya masuk. P