Nathan melangkah masuk ke ruang tamu rumah orang tuanya dengan wajah yang tegas. Bu Laila dan Pak Arman sudah menunggu di sana, duduk dengan wajah lelah dan penuh kekhawatiran. Nathan menyadari betapa serius situasi ini, tapi dia juga tahu bahwa dia harus menyampaikan niatnya dengan jelas. "Papa, Mama," Nathan memulai, berdiri tegak di hadapan mereka. "Aku tidak bisa melanjutkan pernikahanku dengan Asti. Aku ingin menceraikannya dan menikahi Juwita." Bu Laila langsung memijat pelipisnya, merasa tekanan darahnya naik mendengar pernyataan itu. Pak Arman menatap putranya dengan tajam. "Nathan, apa kamu sadar apa yang kamu katakan? Kamu tahu apa dampaknya jika kamu menceraikan Asti? Keluarganya sangat berpengaruh, dan mereka bisa menghancurkan reputasi kita, bahkan perusahaan kita!" N