Hanya Mencintai Juwita

1962 Kata

Di ruang tamu besar yang dihiasi dengan ornamen mewah, Asti duduk di sofa sambil menangis terisak. Rara, yang baru saja keluar dari dapur dengan segelas air putih, segera menghampiri putri kesayangannya itu. Ia menaruh gelas di meja dan duduk di samping Asti, mengusap punggung putrinya dengan lembut. "Sudah, sayang, jangan menangis lagi," kata Rara dengan suara lembut yang penuh kasih. "Mama yakin Nathan pasti akan kembali. Dia hanya sedang bingung. Semua ini ulah Juwita." Asti mengangkat wajahnya yang basah oleh air mata, menatap ibunya dengan ekspresi penuh emosi. "Tapi, Ma, sudah seminggu. Nathan tidak pulang. Dia bahkan tidak menjawab teleponku. Aku yakin dia bersama Juwita! Apa salahku sampai dia meninggalkan aku seperti ini?" Rara menarik napas panjang, mencoba menahan amara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN