Rara berdiri di ruang kerja suaminya, menatap jendela besar yang menghadap ke taman rumahnya. Matanya tajam, penuh amarah, dan pikirannya dipenuhi dengan satu tujuan—menemukan Juwita. Ia memutar tubuhnya dan menatap orang-orang suruhannya yang kini berdiri di hadapannya dengan sikap yang patuh, seakan menunggu perintah selanjutnya. "Juwita harus ditemukan," kata Rara dengan suara yang dingin dan penuh perintah. "Jangan berhenti sampai kalian menemukannya. Jangan pedulikan apa pun yang menghalangi, bawa dia ke sini." Salah satu orang suruhan Rara, yang selalu berada di dekatnya, mengangguk dan berkata, "Kami akan segera mencari, Nyonya. Kami akan pastikan Juwita ditemukan." Rara mengangguk puas dan melemparkan pandangannya ke luar jendela lagi. Di dalam dirinya, ada perasaan yang san