Matahari mulai meninggi, sinarnya masuk melalui celah tirai apartemen Nathan yang setengah tertutup. Di dalam ruangan itu, Juwita menatap Nathan yang duduk di tepi ranjang dengan tubuh yang hanya berbalut kaus. Mata cokelatnya yang tajam menatap Juwita dengan senyuman kecil di wajahnya, membuat hati Juwita berdegup lebih cepat dari biasanya. Hubungan mereka memang salah, tapi cinta yang tumbuh di antara mereka terlalu kuat untuk diabaikan. Juwita mengenakan blouse sederhana dan celana panjang yang membuatnya tampak seperti seorang pekerja rumah tangga biasa, tapi di mata Nathan, Juwita adalah wanita yang ia cintai. Setelah selesai mengenakan tas di pundaknya, Juwita berjalan mendekati Nathan, bibirnya melengkung membentuk senyuman manis. "Jadi, aku yang pulang duluan atau kamu?" tanya Ju