Merasa Jijik

2380 Kata

Juwita berdiri di dapur, matanya terfokus pada pekerjaan yang ada di depan mata. “Asti, makan malam sudah siap,” ujar Juwita pelan, matanya menatap ke ruang tengah di mana Asti dan Nathan sedang duduk bersama. Asti mengangguk tanpa menatapnya. “Baik! Makanannya susun rapih di meja makan!” kata Asti dengan nada tinggi, seolah-olah perintah itu adalah hal yang sudah sewajarnya dilakukan Juwita. Juwita mengangguk dan berjalan ke meja makan, membawa nampan berisi hidangan yang sudah disiapkan. Nathan, suami Asti, sedang duduk dengan tenang, tetapi Juwita bisa melihat ekspresi lelah di wajahnya. Saat ia melewati Nathan, tangan pria itu menyentuh tangan Juwita dengan lembut, meskipun itu hanya sesaat. Sentuhan itu cukup untuk membuat hati Juwita berdebar, meskipun ia tahu itu berbahaya. N

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN