Malam itu, Nathan memutuskan untuk membawa Juwita menikmati makan malam romantis di restoran hotel yang terletak di lantai atas. Lampu-lampu kota yang gemerlap terlihat dari jendela kaca besar restoran, menciptakan suasana yang intim dan memikat. Meja mereka dihiasi lilin kecil yang menyala lembut, menambah kehangatan di antara mereka.
Juwita, mengenakan gaun biru tua yang sederhana namun anggun, duduk di depan Nathan. Senyumnya yang manis membuat suasana menjadi lebih indah. Nathan tak bisa melepaskan pandangannya dari wajah Juwita. Ia terpesona oleh setiap detail, dari kilau matanya hingga cara ia menyibakkan rambutnya ke belakang.
"Kamu tahu, Ju?" Nathan memulai, tangannya perlahan menjangkau dan mencubit pipi Juwita. "Kamu terlalu manis untuk aku abaikan."
Juwita tertawa kecil, memu
