Hawa panas terasa di dalam mobil yang terparkir di tepi jalan sepi. Sinar matahari sore menembus kaca jendela, memantul di kulit halus Juwita, menciptakan suasana yang sensual. Nathan, dengan tatapan penuh hasrat, memandangi wanita cantik di sampingnya, tangannya masih menggenggam tangan Juwita dengan lembut. "Kita... kita tidak bisa melakukannya di sini, Nathan," bisik Juwita, suaranya sedikit gemetar, namun mata hitamnya menyala dengan keinginan yang tak dapat disangkal. Nathan tersenyum, tangannya bergerak naik, menyentuh pipi Juwita, kemudian menelusuri garis rahangnya. "Kamu terlihat sangat cantik saat ini, Juw. Aku tidak bisa menahan diri lagi." Juwita menghela napas, tubuhnya merespon sentuhan Nathan dengan cepat. "Tapi, apa yang jika seseorang melihat?" "Biarkan mereka melihat,