Malam Gairah

1168 Kata

Malam itu, ketika bayangan matahari mulai merayap menjauh dari jendela, Nathan berdiri di depan sofa ruang tengah, memandangi istrinya, Asti, yang terlelap dengan damai. Cahaya bulan menerangi wajah cantiknya, namun dalam hati Nathan, kegelapan mulai merayap. Ia melangkah dengan langkah yang penuh rencana, menuju dapur, tempat kamar Juwita berada. Gadis itu, kekasih gelapnya, menanti dengan penuh harapan. Dengan gerakan yang terukur, Nathan membuka pintu kamar Juwita, yang selalu menyambutnya dengan senyum menggoda. Malam ini, senyum itu memancarkan cahaya yang berbeda, seolah mengundang Nathan untuk menyelami rahasia yang tersembunyi. "Kau sudah datang," bisik Juwita, suaranya lembut seperti embun pagi. Nathan tidak menjawab, ia hanya tersenyum, sebuah senyuman yang menyembunyikan niat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN