Mengelak

1913 Kata

Asti membuka matanya perlahan, cahaya matahari yang menyelinap melalui tirai kamar membuatnya mengerjap beberapa kali. Kepalanya terasa berat, seperti habis dihantam sesuatu. Ia mengangkat tangan ke pelipisnya, memijat lembut sembari berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Namun, tidak ada yang aneh dalam ingatannya. Ia yakin semalam dirinya langsung tertidur begitu kepalanya menyentuh bantal. “Tapi, kenapa aku merasa aneh?” gumamnya dalam hati. Udara hangat siang mulai terasa, membuat tubuhnya yang masih berselimut menjadi gerah. Ia melirik ke arah jendela, sinar matahari sudah begitu terang. “Asti, sudah bangun?” Suara Nathan, suaminya, membuat Asti terlonjak kecil. Pria itu berdiri di ambang pintu dengan wajah tenang, tapi ada sesuatu di dalam senyumnya yang terasa ganjil. Ast

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN