Suara alat medis yang berdenting pelan membangunkan Juwita dari gelapnya ketidaksadaran. Bunyi itu tidak asing, seakan menariknya kembali pada masa lalu yang sudah ia alami delapan tahun silam. Aroma khas disinfektan rumah sakit segera menusuk indra penciuman, menegaskan bahwa dirinya memang kembali di ruang yang serupa dengan masa lalunya. Perlahan, matanya terbuka lebar, berusaha mengenali sekeliling. Ia mendapati dirinya sedang ada di ruang ICU. Pintu kaca tertutup rapat dan seorang perawat duduk di meja kecil di luar ruangan, memerhatikan monitor. Pemandangan itu membangkitkan ingatan yang samar yakni ruangan tempat ia pertama kali membuka mata setelah kecelakaan di Tasikmalaya bertahun-tahun lalu. Helaan napas panjang lolos tanpa kata-kata dari bibirnya. Tubuhnya seolah mengingat leb

