Juwita terombang-ambing di antara lelap dan setengah sadar, tubuhnya berguling-guling di atas ranjang sementara mimpi aneh terus memenuhi ruang pikirannya. Ia berada di tengah hamparan ladang bunga yang seolah tak berujung. Ke mana pun ia berlari, pemandangan itu tak pernah berubah. Bunga-bunga bermekaran dengan warna yang memabukkan dan aromanya begitu familiar. Tidak seperti harum bunga yang sebenarnya, melainkan sesuatu yang lain. Dalam mimpi, ia tahu pasti—itu aroma aftershave milik Dikara. Aroma itu menyusup, mengelilingi, bahkan memenjarakannya. Membuar dirinya terbelenggu dan tidak bisa melarikan diri. Ketika ia mengelilingi ladang itu, bunga-bunga seketika lengap. Dari kejauhan, Dikara berdiri. Sosok tinggi yang sangat akrab di penglihatannya. Ia berbalik dan berusaha menjauh. Aka

