BAB 93 - Mimpi Buruk!

1426 Kata

Saat tiba di lantai dasar, si kembar menatap Juwita heran. Biasanya, bukan sang ibu yang lebih dulu bangun. Tapi mereka yang selalu bangun pertama kali saat fajar menjelang. Seolah, tubuh mereka sudah memiliki alarm tersendiri yang tidak pernah meleset. Dan entah mengapa, mereka selalu bangun lebih awal, seakan takut melewatkan satu momen di hari tersebut. Hanya saja, kali ini … Juwita sudah menunggu di ruang tamu. Ia memperhatikan Zayyan yang menenteng ponsel di tangannya. “Selamat pagi, anak-anak,” sapa Juwita, lembut dengan senyum yang manis. “Tidak biasanya Ibu bangun lebih cepat dari kami,” ujar Zayn, nada suaranya setengah kagum. “Hmmmmm. Mungkin karena mimpi buruk,” jawab Juwita sambil mengangkat bahu. “…” Tak ada jawaban dari si kembar, sampai Juwita kembali mengalihkan pa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN