Kembalinya Rendi

3424 Kata

Sementara itu, di pelabuhan, sinar matahari siang memantul di permukaan air laut yang berkilau. Suara deru mesin kapal, teriakan buruh, dan derit tali tambang memenuhi udara. Rendi, dengan kaos yang sudah basah oleh keringat, terus memanggul karung dari dermaga ke dalam gudang. Beberapa bulan bekerja di sini membuat ototnya terbentuk dan langkahnya mantap. Gajinya kini sudah naik—tidak banyak, tapi cukup membuatnya bisa hidup lebih baik. Ia memilih hidup hemat: makan sederhana, tidur di kamar kos kecil, dan jarang keluar kecuali untuk bekerja. Sebagian besar uangnya ia simpan rapi di sebuah kaleng biskuit bekas yang ia sembunyikan di bawah ranjang. Setiap kali menatap tabungannya, hatinya selalu mengulang satu rencana: "Aku akan ke rumah orang tuanya Dewi. Aku akan minta maaf… aku akan p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN