“Hai, Ibu,” sapa Sadewa pelan, suara rendahnya terdengar hangat di malam yang sepi. Dewi terdiam. Matanya menatap lurus ke arah pemuda itu. “Apa yang kamu lakukan disini, Sadewa?” Sadewa menatapnya penuh arti, lalu mengangkat sedikit kantong plastik di tangannya. “Aku cuma... mau pastikan Ibu baik-baik saja. Dan, aku bawa martabak. Ibu suka manis, kan?” Dewi menatap martabak manis di tangan Sadewa, lalu perlahan tersenyum geli. Matanya melirik wajah pemuda itu yang tampak begitu berharap. "Kamu ngarang deh," ucap Dewi sambil melipat tangan di d**a. "Aku kurang suka manis, Dewa. Aku sukanya makanan pedas." Sadewa mendadak terlihat bingung dan salah tingkah. "Oh, gitu ya?" katanya sambil menggaruk kepala yang tidak gatal. "Em... ya sudah kalau gitu ibu ikut saya saja. Kita cari makana

