Adit menghela nafas pelan, tangannya menyentuh permukaan gelas yang mulai berkeringat. Tatapannya tak berubah serius saat ia menatap Sadewa. “Sadewa,” ucapnya tenang, “aku menghargai niatmu. Kamu datang dengan cara yang baik, dan aku tahu kamu orang yang sopan, dewasa, dan tahu diri.” Sadewa menunduk hormat. “Terima kasih, Mas.” “Tapi...” Adit melanjutkan, “kamu juga harus tahu kalau saat ini status Dewi belum resmi bercerai dari suaminya. Prosesnya masih berjalan.” Sadewa terdiam. Matanya menyiratkan pemahaman. Ia mengangguk perlahan, tak memaksa, tak kecewa. “Jadi... selama belum ada keputusan hukum, aku belum bisa memberikan jawaban apapun,” lanjut Adit tegas. “Kamu pasti paham, kan?” “Paham, Mas,” jawab Sadewa mantap. “Saya tidak akan mendesak. Saya akan tunggu. Tapi izinkan saya

