Bicara Empat Mata

1168 Kata

Beberapa saat setelah suasana ruang tamu mulai cair, Inneke dan Adit saling bertukar pandang. “Wi, kamu temani Sadewa ngobrol ya di teras,” ujar Adit, seolah sudah memahami waktu yang tepat untuk memberi mereka ruang. Dewi sempat ingin menolak, tapi tatapan ibunya menenangkan. Ia bangkit pelan, diikuti oleh Sadewa. Keduanya berjalan ke teras samping rumah yang cukup teduh, dikelilingi pot-pot bunga milik Inneke yang selalu dirawatnya dengan sabar. Sadewa menarik kursi plastik dan menawarkannya pada Dewi. “Silakan duduk, Bu.” Dewi mendesah ringan. “Jangan panggil aku ‘Bu’ terus, Sadewa. Aku jadi ngerasa jauh banget.” Sadewa tersenyum. “Baik... Dewi, kalau itu lebih nyaman.” Beberapa detik hening. Hanya suara angin dan riuh tetangga yang samar terdengar. “Aku nggak menyangka... kamu ak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN