Datang Tak Diundang

1607 Kata

"Iya, Mbak... sabar dulu, ya..." Ada jeda, lalu suara itu terdengar lagi, sedikit lebih jelas. "Aku lagi bujuk Dewi. Tapi kamu tenang aja. Aku pastikan, dua bulan setelah ini, aku transfer lagi gaji utuhnya ke kamu." Dewi terdiam. Jantungnya terasa seperti diremas dari dalam. Tubuhnya membeku, matanya membelalak dalam gelap. Dadanya terasa sesak—bukan karena terkejut, tapi karena perasaan dikhianati yang kembali menamparnya dengan keras. Jadi... semua permintaan maaf, semua pengakuan, hanya sandiwara? Dan ternyata, ia sedang dibujuk untuk bersabar, supaya gaji Rendi bisa kembali mengalir ke Roro? Air mata yang tadi sempat kering kini kembali mengalir pelan. Tapi tak ada isak, tak ada suara. Hanya sesak yang menumpuk dalam diam. Ia menggenggam erat ujung selimutnya. Matanya menatap ko

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN