Dewi mengerutkan dahi. “Sebenarnya kamu mau ngapain, sih?” Sadewa hanya menjawab dengan kalimat yang membuat Dewi semakin penasaran. “Nanti juga ibu tahu.” Setelah semua belanjaan dimasukkan ke dalam bagasi mobil oleh petugas supermarket, Sadewa berjalan santai ke sisi pintu depan dan membukakannya untuk Dewi. Wanita itu melangkah masuk dengan hati yang masih diliputi rasa tak percaya. Ia melirik sekali lagi ke arah troli kosong yang tadi penuh sesak oleh barang-barangnya—barang yang dibayar bukan dengan uangnya sendiri. Sadewa kemudian duduk dibalik kemudi, menyalakan mesin mobil yang langsung berdengung halus. Ia menoleh sekilas pada Dewi dan tersenyum. “Ayo, sekarang kita ke satu tempat lagi,” katanya sambil memutar kemudi keluar dari area parkir. Dewi langsung memutar tubuhnya ke

