Diratukan Sadewa

1234 Kata

“Terima kasih ya… buat tumpangannya,” ucap Dewi sambil tersenyum kecil. Ia berharap itu menjadi penutup pertemuan mereka hari itu. Namun Sadewa hanya tersenyum sambil menyelipkan kedua tangan ke saku celana. Lalu mengatakan hal yang membuat Dewi terkejut. “Belum selesai, Bu. Aku temani Ibu belanja dulu, ya?” Dewi menatapnya, bingung. “Hah? Nggak usah, Sadewa. Aku bisa sendiri.” Sadewa mengangguk pelan, tapi tak bergeming dari tempatnya. “Bukan soal bisa atau enggak. Aku memang ingin temani. Kan belum tentu besok-besok Ibu mau diajak belanja bareng aku lagi.” Perkataan itu sederhana, tapi entah kenapa menampar perasaan Dewi yang selama ini selalu merasa sendirian. Untuk sesaat, ia kehilangan kata-kata. Akhirnya, Dewi hanya mengangguk. “Ya sudah… tapi jangan nyesel ya kalau aku lama mi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN