Malam Pertama (18+)

1748 Kata

Dewi tersenyum sambil menyandarkan kepala di d**a suaminya, telinganya menangkap dentum jantung Sadewa yang berirama tenang namun kuat. Detak itu seperti sebuah janji, seperti sebuah lagu lama yang akhirnya menemukan pendengarnya kembali. Sadewa menunduk, jemarinya menyusuri helai rambut Dewi dengan hati-hati, seolah takut merusak kesempurnaan yang ada di hadapannya. “Kamu tahu, Wi,” bisiknya lembut, “aku sudah menunggu momen ini sejak aku masih remaja. Dan malam ini… akhirnya aku bisa benar-benar menggenggam kamu.” Dewi mengangkat wajahnya, menatap mata suaminya yang dipenuhi cahaya kagum. Ada gugup, ada haru, ada rasa percaya yang perlahan tumbuh. Ia merasa dirangkul bukan hanya oleh lengan Sadewa, melainkan juga oleh takdir. Waktu seperti berjalan lebih lambat di kamar itu. Tirai ber

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN