118. Unbroken Wedding - END

3614 Kata

Sudah lebih dari sepuluh menit, Mas Kian terus tiduran di pangkuanku. Dia sedang mode manja luar biasa. Sejak bangun tidur ada saja kelakuannya. Mulai dari minta dipeluk sampai tidur lagi— karena kami bangun terlalu pagi, minta dipijit, sampai minta disuapi saat sarapan. Ini real. Aku tidak mengada-ada. Sarapan tadi dia memang memintaku menyuapinya. Memang tidak full seratus persen, tetapi manjanya itu benar-benar membuatku geleng-geleng kepala. Namun herannya, aku malah senang. Aku senang suamiku menunjukkan sisi kekanakannya. Sisi yang tidak akan pernah dia tunjukkan pada orang lain. “Pahaku mulai pegal, Mas …” ujarku pelan, mulai mengeluh. “Pengen gantian.” Mas Kian akhirnya mendongak. Dia tersenyum. “Semenit lagi, boleh?” “Ya udah, iya.” Mas Kian mendadak balik badan. Dari yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN