Amelia memberitahu Leila kalau dia akan keluar sebentar, mengambil laptopnya. “Aku bekerja dengan laptopku, Leila, jadi kamu harus mengijinkanku keluar sebentar.” “Baiklah. Tapi jangan terlalu lama, Nona Davis,” Leila mengijinkan karena dia tidak menerima instruksi khusus dari bosnya untuk tidak membiarkan Amelia pergi dari penthouse. Saat akhirnya sampai, Amelia berdiri di depan pintu rumah. Kunci masih ada di dalam tasnya, dingin saat ia genggam. Tangannya sempat ragu sebelum akhirnya ia putar kunci dan membuka pintu. Klik. Suasana rumah menyambut dengan keheningan. Aroma kayu lama, debu tipis yang menempel di furnitur, dan cahaya matahari siang yang masuk lewat jendela memberi kesan hangat. Amelia melangkah perlahan, menyentuh meja ruang tamu dengan jemari. Menyadari dia merinduk

