Satu Tahun Lalu ... Tangan Kaizen bergetar. Dia berjalan mondar-mandir di depan ruang operasi, wajahnya tegang, cemas. Sekali-sekali, dia melirik pintu yang tertutup rapat, seolah menunggu keajaiban yang akan keluar dari sana. Sudah berjam-jam berlalu, tetapi rasanya seperti seabad. Suara detak jam di dinding menjadi satu-satunya hal yang menemaninya, sementara pikirannya terus dihantui bayangan terburuk. Hingga akhirnya, pintu ruang operasi terbuka, dan Monna, dokter yang bertanggung jawab atas Sea, keluar. “Tuan… kami berhasil!” katanya dengan senyum lebar. “Kami berhasil menyelamatkan keduanya!” Kaizen berdiri membeku sejenak, otaknya berusaha mencerna kata-kata itu. Kemudian, senyum lebar menghiasi wajahnya, dan tanpa disadari, air mata mengalir deras di pipinya. Dia ingin tertaw