Kaizen bisa saja mendobrak batasnya, memaksa Sea untuk mengingat siapa dirinya. Tapi dia tidak bisa. Dia tidak mau membuat Sea histeris lagi, seperti saat pertama kali mereka bertemu setelah kecelakaan itu. Karena itu, dia memilih mendekati Sea perlahan, merancang semuanya dengan hati-hati. Setiap interaksi diatur sedemikian rupa agar terlihat seperti kebetulan belaka. Dengan begitu, dia berharap bisa membangun kesan baru di hati istrinya, tanpa tekanan, tanpa rasa takut. Dan sejauh ini, caranya berjalan sempurna. Bahkan, dia sudah berhasil mendapatkan nomor ponsel Sea—sebuah langkah kecil yang terasa seperti kemenangan besar baginya. “Hei, Boy!” Kaizen berkata pada Deggo, putranya yang baru berusia tiga tahun. “Gimana rasanya dipeluk Mommy? Kamu senang? Mommy wangi sekali ya, seperti d