Detak sepatu hak tinggi Valentina menggema, memecah keheningan yang mencekam. Setiap langkahnya memancarkan aura kekuasaan, membuat semua kepala berbalik ke arahnya. Di sampingnya, seorang wanita bergaun keemasan yang memukau berjalan anggun, seperti berlian di tengah gelap malam. Tanpa basa-basi, Valentina meraih mikrofon dari pelayan. Tatapannya tajam, menusuk seluruh ruangan. “Mohon perhatian,” suaranya lantang, memaksa semua obrolan terhenti. Bahkan Lilian, yang awalnya tenang menikmati wine, kini menoleh dengan alis terangkat. “Sebelumnya saya ingin meminta maaf atas kegaduhan yang sempat terjadi.” Ucapannya terdengar tenang, namun ada ketegasan yang tersirat. Ia berhenti sejenak, memberi waktu agar setiap kata yang ia ucapkan tertanam di benak para hadirin. “Di sini, saya mew