Sabrina turun dari mobil diikuti oleh Abraham. Ditatapnya gedung entah ada berapa lantai tersebut dengan perasaan tenang. Sabrina ingat jika dulu terakhir kali dia datang ke sini saat dia masih TK. Itupun dibawa oleh ayahnya sebelum ayahnya menghilang sejak saat itu karena kecelakaan pesawat. Sampai hari ini jenazah ayahnya juga tidak kunjung ditemukan. Ibunya yang mengetahui hal itu tentu langsung histeris dan tidak semangat untuk menjalani kehidupan sehari-hari karena kepergian ayahnya yang begitu tiba-tiba. Sabrina menoleh ketika merasakan sentuhan di pundaknya. Perempuan cantik itu tersenyum menatap Abraham yang berdiri di sebelahnya dengan tenang. "Sudah siap untuk mengambil alih perusahaan ini?" Abraham bertanya menatap istrinya. "Siap tidak siap memang aku harus mengambil