Ada Di Waktu Yang Tepat

572 Kata
“Pi, kok papa Bagas ngundang orangtuanya Vania sih?” Danita mengendik ke arah sepasang suami istri yang batal menjadi besannya. “Mungkin karena papa kenal sama mereka makanya diundang,” balas Erlangga cuek. “Pasti mau pamer karena sekarang Vania lagi digosipin sama aktor Hollywood.” Danita berdecih. “Kenapa Mami jadi panasan gitu?” Erlangga mengusap punggung terbuka istrinya karena gaun backless yang Danita kenakan. “Mami kesel, Vania mutusin pertunangannya sama anak kita hanya karena ingin meniti karir sebagai artis Hollywood ... enggak ada artinya banget Lazuardy di mata dia.” Danita bersungut-sungut. Erlangga tersenyum. “Biarin aja lah Mi, mungkin bukan jodohnya Niko ...,” tukas Erlangga bijak di umurnya yang mulai senja. Bibir tipis Danita mencebik, tidak sengaja matanya menangkap keberadaan Nicholas lalu memanggilnya. “Niki, honey ... pumkin ... my baby,” panggil Danita penuh kasih sayang seraya melambaikan tangan. Nicholas menatap malas sang mami yang selalu berlebihan dalam memanggilnya. Usianya sudah tiga puluh satu tahun dan Nicholas bukan anak kecil lagi. “Mi,” sapa Nicholas lalu mengecup pipi Danita yang baru ditemuinya karena sesampainya di resort ia langsung beristirahat di dalam cottage. Tidak lama Bagaskara sang kepala suku Lazuardy menghampiri membuat perasaan Nicholas mulai tidak nyaman. “Niko ... kapan kamu mau memperkenalkan pengganti Vania sama Grandpa? Vania sudah mendapatkan pengganti kamu jadi kamu jangan mau kalah,” ujar Bagaskara menyebalkan padahal mereka baru saja bertemu. Ternyata berita tentang Vania sudah didengar seluruh keluarga dan Nicholas harus kuat mental mendapat cecaran anggota keluarganya. “Iya nih, belum move on dari Vania ... cemen.” Melvino yang baru saja menghampiri dan menguping ucapan sang kakek segera saja mengompori membuat keadaan semakin panas. “Kalau gitu Mami akan jodohin kamu malam ini sama anak temen Mami ... kamu harus mau, pokoknya malem ini kamu harus mengumumkan calon istri kamu, Mami enggak mau kedua orang tua Vania besar kepala karena anaknya telah mendapat pengganti kamu ... bilangnya mau meniti karir tapi ternyata cari suami aktor, kebangetan emang itu si Vania , enggak bersyukur.” Danita misuh-misuh seperti seorang ibu pada umumnya yang mengetahui sang buah hati disakiti orang lain. “Mi, Niko enggak mau di jodohin.” Si bungsu menolak mentah-mentah. “Kenapa? Kamu ‘kan belum punya pacar ... lagian anak temen Mami yang mau Mami jodohin cantik kok, kamu pasti suka.” Danita hendak melangkah pergi namun tertahan tangan sang putra. “Mi ... Niko udah punya pacar.” Entah apa yang ada di otak Nicholas yang bisa membuatnya berkata demikian hanya untuk menolak perjodohan maminya. Pasalnya, jika Danita sudah turun tangan maka perang dunia ketiga pun seketika akan berdamai. “Siapa?” Serentak, seluruh anggota keluarganya bertanya dengan tampang serius penuh tanya. Nicholas menelan ludah, matanya memindai sekitar berpikir keras mencari nama satu gadis yang akan menjadi kekasih pura-puranya. Lalu matanya menangkap sosok Ayara yang sedang berjalan mendekat sambil celingukan entah apa yang sedang gadis itu cari. Otak cerdas Nicholas mencetuskan sebuah ide, jika dirinya menjadikan Ayara kekasih pasti seluruh keluarga akan menentang mengingat Ayara hanya seorang pramugari biasa dan ia bisa segera memutuskan Ayara setelah keluarganya mengetahui siapa Ayara sebenarnya yang penting malam ini—untuk sementara ia akan terbebas dari perjodohan sang mami. Senyum licik terkembang di bibir Nicholas, dengan sekali gerakan ia menarik tangan Ayara yang tengah melewatinya hingga tubuh mereka saling membentur. “Kenalin, pacar Niko.” “Heu?” Ayara mengerjap bingung begitu juga dengan seluruh anggota keluarga Lazuardy.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN