S2-60 Nyaris merenggut segalanya

1481 Kata

Sirine ambulans masih terngiang di telinga Ezra bahkan setelah ia berjam-jam duduk di ruang tunggu rumah sakit. Tangannya terus menggenggam erat jemari Cantika sepanjang perjalanan, darah di gaun hitam itu seolah tak pernah berhenti menodai pikirannya. Di lorong steril RS Pondok Indah, lampu neon putih membuat segalanya terasa lebih dingin. Ezra berjalan mondar-mandir di depan ruang operasi, kemejanya berlumur noda merah samar yang tak sempat ia bersihkan. Pandangan orang-orang—dokter, perawat, bahkan investor yang ikut mengantar—tak lagi ia hiraukan. Hanya ada satu yang mengisi benaknya: Cantika dan si kembar. Lalu sepi, setelah mereka memberikan kalimat untuk menguatkan Ezra—semua kembali ke aktifitas dan kehidupan masing-masing. Namun Trina dan Andi tetap tinggal, menemani dan mengaw

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN