Bab 26

1331 Kata

Mama Celine berdiri terpaku di ambang pintu kamar rawat putrinya. Langkahnya terhenti sesaat, d**a terasa sesak melihat Celine duduk bersandar lemah di ranjang rumah sakit, pipinya basah oleh air mata yang belum sempat ia hapus. Aroma antiseptik menusuk hidung, dan suara monitor detak jantung pasien lain samar terdengar dari balik dinding tipis. Celine buru-buru mengangkat tangan, menyeka wajahnya, lalu tersenyum kaku ketika menyadari kehadiran Mama dan Papa. “Kenapa kamu menangis, nak?” suara Mama lirih, namun penuh cemas. Ia meletakkan tasnya di kursi, lalu mendekat, menggenggam tangan Celine yang dingin dan rapuh. Papa hanya menghela napas kasar dari belakang, matanya penuh amarah yang tertahan, bukan kepada Celine, melainkan pada situasi yang menjerat anaknya. Celine terdiam beberapa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN