Pintu kamar hotel mewah itu terbuka dengan suara klik. Frans mendorong Celine masuk, langkahnya tegas dan tanpa kompromi. Celine terhuyung sedikit, tapi tetap berdiri tegak, lalu memutar tubuhnya menghadap Frans dengan senyum miring. “Astaga… galak amat. Kayak aku maling aja,” godanya sambil melepas sandal hak tingginya. Frans menutup pintu di belakangnya, lalu berdiri bersandar sebentar, menatap Celine dengan mata dingin. “Besok subuh kita terbang ke Jakarta. Semua barang-barangmu di villa udah aku suruh asisten bawa ke bandara. Nggak ada alasan lagi untuk kamu kelayapan di sini.” Celine tersenyum lebih lebar, berjalan pelan mendekat. “Cepet banget ngatur-ngatur hidup aku, Frans. Kayaknya kamu lupa… aku ini istri kamu.” Ia berhenti tepat di depannya, tangannya naik melingkari leher Fr